A. PENDAHULUAN
"Sebelum menjadi kupu kupu yang indah, betapa banyak waktu yang harus dilaluinya dalam kepompong. - (Aiman Bagea)
"Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha." (B. J. Habibie)
Assalaamu 'Alaikum wr wb.
Ananda siswa/siswi Kelas XI yang ibu banggakan, bagaimana kabarnya hari ini? Tidak terasa waktu berjalan selama ini. Perjalanan pembelajaran on line yang telah berjalan genap satu tahun. Bahkan hari ini Kelas XII sudah memasuki ujian akhir sebagai tahap terakhir evaluasi pembelajaran di jenjang SMA. Ibu senantiasa berharap ananda semua tidak menyerah kalah karena faktor kejenuhan dalam menjalani PJJ. Melihat kata mutiara dari Aiman Bagea di atas, merupakan sebuah ungkapan yang patut menjadi suatu inspirasi, bahwa tidak ada hal yang terjadi dalam kehidupan ini yang tidak memiliki hikmah. Semua yang terjadi dalam hidup ini, bagi orang beriman, semuanya adalah baik. Semoga Selepas pandemi ini lahir putra/putri terbaik yang dengannya telah teruji baik secara fisik, kesabaran kesalehan maupun motivasi dalam mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.
Pembelajaran hari ini adalah bagian ketiga dari materi Sistem Koordinasi, yatu alat Indera atau Sistem Indera.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ
sistem indra pada manusia
- Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap
gangguan pada sistem indra pada manusia.
C. URAIAN MATERI
1. Struktur dan Jenis
Sistem Indra
Sistem indera merupakan salah satu
bagian dari sistem koordinasi yang merupakan reseptor atau penerima rangsang.
Alat indera merupakan reseptor yang peka terhadap perubahan lingkungan dan
rangsangan.
Setiap reseptor hanya menerima jenis
perubahan lingkungan dalam bentuk rangsangan tertentu. Oleh karena itu,
reseptor diberi nama menurut jenis rangsangan yang diterimanya, yaitu sebagai
berikut.
-
Fotoreseptor, penerima rangsang cahaya.
-
Kemoreseptor, penerima rangsang zat kimia.
-
Mekanoreseptor, menerima rangsang fisik, misalnya
sentuhan.
-
Audioreseptor atau fonoreseptor, penerima rangsang suara.
-
Termoreseptor, penerima rangsang panas/temperatur.
A. Indra Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan
yang bertindak sebagai fotoreseptor yang mampu menerima rangsangan berupa
cahaya. Mata manusia terdiri dari 3 bagian utama yaitu bola mata, tulang orbita
dan alat penunjang/ tambahan.
Bola mata terdiri dari tiga
lapisan, yaitu:
1) Sklera (tunika fibrosa) merupakan lapisan terluar dari bola mata yang berwarna putih dan tidak bening. Berfungsi untuk mempertahankan bentuk mata dan melindungi bagian- bagian dalam bola mata
2) Koroid (tunika
vaskulosa) merupakan lapisan tengah yang berwarna gelap dan banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen. Berfungsi untuk mencegah pemantulan
cahaya yang masuk kedalam bola mata dan mensuplai nutrisi bagi mata berupa
kebutuhan makanan dan oksigen serta pigmen bagi retina mata sehingga mampu menyerap
refleksi cahaya pada mata.
3) Retina (tunika
nervosa), lapisan terdalam mata yang banyak mengandung sel reseptor cahaya.
Ada 2 macam sel reseptor yaitu:
a. Sel kerucut (konus),
peka terhadap intensitas cahaya tinggi dan warna. Berfungsi untuk menangkap warna. Sel konus terdiri dari sel yang peka terhadap
warna merah, biru dan hijau. Sel konus mengandung senyawa iodopsin berupa
retinin untuk melihat saat terang.
b. Sel batang (basil),
peka terhadap intensitas cahaya lemah dan tidak peka terhadap warna. Sel basil
menghasilkan rhodopsin berupa retinin dan opsin untuk melihat pada saat gelap.
Gambar 1. Anatomi
Mata
Sumber: hisham.id
Gambar 2. Struktur Retina Sumber :www.kuttabku.com |
Bagaimanakah mekanismennya sehingga kita dapat melihat?
Jalannya rangsang pada mata
diawali cahaya yang masuk kedalam bola mata melalui lubang pupil akan menempuh
4 media meliputi cornea, humour aquous, lensa, dan vitreus humour sehingga setelah
mengalami 4x pembiasan, bayangan dapat jatuh di retina.
B. Indra Pembau
Pada Pembahasan sebelumnya, kita telah mengenal hidung sebagai organ pernapasan. Tetapi lebih dari itu, hidung juga merupakan indera pembau
yang menerima rangsangan zat kimia yang sehingga dikenal dengan kemoreseptor.
Reseptor hidung adalah saraf olfaktori dan terletak pada langit-langit rongga
hidung yang peka terhadap molekul bau (odoran). Daerah yang sensitive terhadap
rasa bau terletak di bagian atap rongga hidung dimana terdapat dua jenis sel yaitu: sel penyokong berupa sel sel epitel dan sel-sel pembau sebagai reseptor
yang berupa sel-sel syaraf.
Gambar 3. Struktur Indera Pembau
Sumber: slideshare.net
Bagaimana hidung kita bisa membaui ? Urutan jalan rangsang indera pembau ke
otak yaitu bertutr-turut yaitu : bau masuk ke hidung bersama udara inspirasi dan akan diterima oleh
sel-sel kemoreseptor di rongga hidung lalu Reseptor mengirim impuls ke saraf
olfaktori untuk diinterpretasikan menjadi bau.
C. Indra Pengecap
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap
yang biasa dikenal dengan kemoreseptor cair. Reseptor lidah adalah papilla
(tonjolan) yang terletak di permukaan lidah dan di dalamnya terdapat tunas
pengecap yang peka terhadap molekul yang dapat larut dalam air liur. Indera
pengecap terdapat pada lidah, Permukaan lidah bersifat kasar karena memiliki
tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Papilla yang terdapat pada lidah adalah
papilla filiformis (fili: benang, papilla fungiformis (fungi: jamur) dan
papilla sircumvalata (sirkum: bulat).
Gambar 4. Indera Pengecap (Lidah)
Sumber: yuksinau.id
|
D. Indra Peraba
Kulit berfungsi sebagai indra peraba
yang biasa dikenal dengan mekanoreseptor atau tangoreseptor.
Kulit memiliki reseptor. Reseptor kulit
terdiri dari korpus-korpus pada lapisan epidermis dan dermis yang dapat
merasakan berbagai rangsangan.
1) Reseptor
ujung saraf tanpa selaput, terletak pada lapisan epidermis, merasakan
sakit/nyeri.
2) Reseptor
ujung rambut, terletak di sekitar folikel rambut, merasakan gerakan
rambut.
3) Ujung
saraf Paccini, merasakan tekanan kuat.
4) Ujung
saraf Ruffini, merasakan panas.
5) Ujung
saraf Krausse, merasakan dingin.
6) Ujung
saraf Meissner, merasakan sentuhan.
7) Diskus
Merkel, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sentuhan, tekanan ringan,
dan sakit/nyeri
Gambar 5. Struktur Kulit Sebagai Indra Peraba Sumber : dosenbiologi.com |
Gambar 6 : Reseptor Kulit Sumber : /hartin7art.blogspot.com/ |
E. Indra Pendengaran
Telinga merupakan indra pendengaran
(fonoreseptor) dan sebagai pendeteksi keseimbangan (ekuilibrium). Telinga
menerima rangsangan berupa getaran sehingga disebut fonoreseptor. Reseptor
telinga untuk pendengaran adalah organ korti pada koklea, dan untuk keseimbangan
adalah otolith.
Telinga berfungsi untuk menerima gelombang suara. Gelombang suara merupakan suatu perubahan penekanan dan peregangan dari molekul udara yang disebabkan oleh bergetarnya suatu benda. Kerasnya suara bergantung pada besarnya getaran (amplitudo) dan tinggi nada suara bergantung pada frekuensi (getaran/detik) dari suatu gelombang.
Gambar 7. Struktur telinga Sumber : www.slideshare.net |
2. Gangguan pada Sistem
Indra
Berbagai aktivitas yang dilakukan
oleh tubuh tidak terlepas dari kontrol sistem koordinasi. Adanya pola hidup
yang tidak sesuai dapat mengakibatkan terjadinya gangguan/kelainan pada sistem
tubuh salah satunya pada sistem indra tubuh kita.
a. Gangguan/Kelainan
Penglihatan (Mata)
Indra penglihatan dapat mengalami
gangguan atau kelainan. Beberapa cacat mata di antaranya adalah sebagai
berikut.
1)
Miopi (rabun dekat) yaitu cacat mata kerna lensa mata
terlalu cekung dan bola mata terlalu panjang. Hal ini dapat dibantu dengan
lensa cekung.
2)
Hipermetropi (rabun jauh) yaitu cacat mata karena lensa
mata terlalu cembung dan bola mata terlalu pendek (pipih) sehingga banyangan
jatuh dibelakang bola mata. Hal ini
dapat dibantu dengan lensa cembung
3)
Astigmatisme adalah kecembungan kornea tidak merata
sehingga bayangan kabur atau bayngan jatuh diatas retina
4)
Presbiopi adalah mata tua yang lensa matanya tidak
teratur atau kurang elastis. Akibatnya, ketika melihat jarak dekat maupun jarak
jauh, bayangan yang terbentuk tidak jelas.
b. Gangguan/Kelainan
indra Pembau (Hidung)
1)
hiposmia yaitu indra penciuman kurang mampu mencium bau
2)
Hiperosmia yaitu lebih pekat terhadap bau-bauan
3)
Sinusitis yaitu radang tulang-tulang tengkorak
disekitar hidung yang berongga dan berisi udara
4)
Polip yaitu pembengkakan jaringan yang terjadi di dalam
hidung dan mengeluarkan banyak cairan.
c. Gangguan/Kelainan
pada Indra Pengecap (Lidah)
1)
Hypogeusia yaitu penurunan kemampuan untuk
mengidentifikasi rasa manis, asam, pahit, asin.
2)
Dysgeusia yaitu suatu kondisi dimana lidah merasakan
rasa busuk asin, sensasi rasa tengik, atau logam yang bertahan dalam mulut.
d. Gangguan/Kelainan
pada Indra Peraba (Kulit)
1)
Luka bakar disebabkan oleh panas, listrik, dan zat-zat
kimia
2)
Jerawat disebabkan peradangan kelenjar sebasea. Bayak
terjadi didaerah wajah, leher, dada dan punggung.
3)
Dermatitis yaitu peradangan pada permukaan kulit.
Ditandai dengan gatal-gatal merah, bengkak, melepuh, dan berair.
e. Gangguan/Kelainan
pada Indra Pendengaran (Telinga)
1) Tuli
konduktif adalah gangguan penerimaan suara ke dalam koklea akibat kotoran atau
nanah yang memenuhi telinga bagian tengah.
2) Tuli
saraf adalah tuli yang terjadi akibat kerusakan pada koklea, organ korti, atau
saraf pendengaran.
3) Otitis
media yaitu radang yang disebabkan oleh peradangan pada tenggorokan karena
adanya saluran eustachius yang menghubungkan keduanya.
4) Motion
Sickness (Mabuk perjalanan) disebabkan oleh gangguan pada fungsi vestibula
(keseimbangan) karena rangsangan secara terus menerus oleh gerakan-gerakan
selama perjalanan.