Advertisement here

SISTEM SARAF PADA MANUSIA | KELAS XI

A.  PENDAHULUAN
Assalaamu  Alaikum wr wb.  
Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan ke Hadlirat Alloh SWT, yang telah mengangkat segala kesulitan berganti kemudahan, dan menghilangkan rasa takut berganti dengan ketenangan, serta menghilangkan kekurangan berganti dengan kecukupan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Suri tauladan terbaik Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, sahabatnya dan semoga kita mendapatkan Syafaat dari beliau kelak di yaumil akhir. Materi Hari ini adalah Materi baru, yaitu Sistem Koordinasi atau Sistem Regulasi atau Sistem Pengaturan dalam tubuh.
Sistem Koordinasi terdiri atas tiga subbagian, yaitu Sistem saraf, Sistem Hormon dan Alat Indera.  Untuk pertemuan hari ini hanya kan dibahas tentang Sistem Saraf

B.  TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi Sistem Saraf, Ananda diharapkan mampu: 
1  Mengidentifikasi bagian-bagian struktur sel saraf. 
2.  Mendeskripsikan implus saraf, gerak sadar, dan refleks. 
3.  Mendeskripsikan sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. 
4.  Menyajikan hasil analisis pengaruh 

C. URAIAN MATERI
1. Struktur Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas jutaan sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan bagian dari sistem koordinasi yang berfungsi untuk mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat.
Untuk berekasi terhadap rangsangan, tubuh memerlukan 3 komponen yaitu : Reseptor, Sistem Saraf, dan Efektor.

Struktur neuron tampak seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Struktur Neuron
Sumber : pustekkom depdiknas 2008
Keterangan Gambar 1. 
  1. Dendrit adalah uluran pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls ke arah badan sel.
  2. Badan Sel mengandung inti sel dan dapat berkelompok membentuk sistem saraf pusat dan ganglion.
  3. Akson merupakan uluran panjang dari badan sel. Akson berfungsi menghantarkan impuls menjauhi badan sel.
  4. Selibung Mielin adalah selubung lemak yang membungkus akson. Selubung mielin berfungsi sebagai isolator, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
  5. Sel Schwan bukan merupakan sel saraf tetapi sel-sel aksesori yang mendukung kerja sistem saraf. Sel Schwan yang membungkus akson membentuk selubung mielin. 
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi:
  • Neuron Sensorik/aferen --> Menghantarkan impuls dari reseptor (alat indra) menuju saraf pusat.
  • Neuron Motorik/eferen --> Menghantarkan impuls/perintah dari saraf pusat menuju efektor
  • Neuron Asosiasi --> Menguhubungkan neuron sensorik dan neuron motorik.
Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
  • Neuron Konektor --> penghubung antara neuron yang satu dan neuron yang lain.
  • Neuron Ajustor --> penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang.
Antar neuron akan membentuk hubungan yang disebut sinaps.

2. Jenis Sistem Saraf
Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia, berfungsi sebagai peninjau bagi tubuh untuk mengumpulkan informasi dari luar maupun dari dalam tubuh. Selain itu juga berfungsi sebagai pusat komunikasi, pusat pemetaan strategi, dan sebagai pembuat keputusan dalam segala sesuatu yang dilakukan tubuh. Sistem saraf pada manusia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan bagian sistem saraf yang mengkoordinasikan semua fungsi saraf. Terdiri atas otak  dan sumsum tulang belakang yang terbungkus oleh selaput meninges. Selaput meninges terdiri atas tiga lapisan, yaitu (dari dalam keluar) pia mater, araknoid, dan dura mater. 
1). Otak
Terdiri dari dua belahan, kiri dan kanan yang berfungsi silang, yaitu otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri, sedangkan otak bagian kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Otak terdiri atas serebrum (otak besar), otak depan, mesensefalon (otak tengah), serebelum (otak kecil), dan Medula Oblongata (sumsum lanjutan).
Gambar 2. Sistem Saraf Pusat (Otak)
Sumber : ayogu ruberbagi.kemen dikbud.g o.id


Serebrum (Otak Besar) dapat dibedakan menjadi beberapa daerah/lobus yang masing-masing merupakan pusat pengaturan yang berbeda. Bagian-bagian tersebut adalah
  1. lobus frontalis/dahi (pusat pengaturan kemampuan berfikir),
  2. lobus temporalis/pelipis (pusat pengaturan kemampuan berbicara dan pusat pengaturan kemampuan pendengaran,
  3. lobus parietalis/ubun-ubun (pusat pengaturan kemampuan bicara serta pusat pengaturan suhu dan rasa sakit), dan
  4. lobus oksipetalis/belakang kepala (pusat pengaturna kemampuan penglihatan dan memori penglihatan).
Talamus dan Hipotalamus (Otak Depan) terletak diantara belahan otak besar. Talamus berfungsi sebagai penerima dan penerus impuls dari saraf tepi, sedangkan hipotalamus berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu, rasa kantuk, emosi, dan tekanan darah.
Mesensefalon berukuran kecil, terletak di depan otak kecil dan mempunyai dua saraf okulomotoris yang berhubungan dengan pusat pergerakan mata.
Serebelum (Otak Kecil) terletak dibagian belakang dan bawah rongga tengkorak dan berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan tubuh.
Medula Oblongata (Sumsum Lanjutan) disebut juga batang otak, merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Fungsinya untuk mengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, dan muntah. Di sumsum lanjutan terdapat bagian yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang yang dinamakan Pons.

2). Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medula oblongata sampai tulang punggung (ruas tulang pinggang) dan berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan penghantar impuls.
Gambar 3. Sistem Saraf Pusat (Sumsum Tulang Belakang)
Sumber : pustekkom depdiknas 2008

b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan lanjutan dari neuron yang bertugas mambawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat, yang terdiri dari 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial.
Berdasarkan fungsinya, sistem saraf tepi dibedakan menjadi saraf sadar (saraf somatik) yang mengatur gerakan yang disadari dan saraf tidak sadar (saraf otonom) yang mengatur gerakan yang tidak disadari.

a) Sistem Saraf Sadar (Saraf Somatis) 
Saraf sadar adalah saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor yaitu kepusat motoris pada serebrum. 
Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal yang masing-masing berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal ialah semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing saraf ini mempunyai karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda. Sementara itu, ganglia merupakan kumpul an badan sel saraf yang membentuk simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat. Saraf otonom dibedakan menjadi saraf simpatik dan saraf parasimpatik yang bekerja berlawanan. Beberapa fungsi saraf otonom tampak dalam tabel berikut ini.

Gambar 4. Saraf Kranial

Sumber: bangsalsehat.com 




b) Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)
Saraf otonom adalah saraf yang rangsangannya tidak disampaikan ke otak. Sistem saraf
otonom mengontrol kegiatan organ-organ dalam.
Saraf otonom dibedakan menjadi saraf simpatik dan saraf parasimpatik yang bekerja berlawanan. 


3. Mekanisme Gerak Sadar dan Gerak Refleks
Perjalanan impuls sampai terjadinya gerak, adalah sebagai berikut.
  • Gerak sadar: rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> pusat saraf (otak) (untuk diolah) --> neuron motorik --> efektor --> terjadi gerak.
  • Gerak tidak sadar: rangsang --> reseptor --> neuron sensorik --> pusat saraf (otak atau sumsum tulang belakang) (tanpa diolah) --> konektor --> neuron motorik --> efektor --> terjadi gerak.
Mekanisme Penghantaran Impuls 
Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran untuk bekerja mengirim  impuls, dalam keadaan istirahat disebut polarisasi membran. 
Adanya impuls menyebabkan membran sel saraf terdepolarisasiAkibatnya ada perbedaan muatan sel saraf. perbedaan muatan sel saraf menyebabkan impuls 
merambat ke sepanjang akson menuju sinapsis.

Pada umumnya dalam keadaan istirahat sel saraf memiliki perbedaan potensial antara permukaan luar sel saraf yang bermuatan positif dan permukaan sel saraf yang bermuatan negatif. Proses tersebut merupakan keadaan polarisasi. Perjalanan impuls saraf berjalan melalui dendrit menuju badan sel kemudian diteruskan ke sepanjang akson. Proses perjalanan impuls saraf berlangsung karena adanya rangsangan baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan muatan pada sel saraf. Proses tersebut merupakan keadaan depolarisasi.

Gb. 5. Pengahantaran impuls pada sistem saraf
Sumber: https://flscts.home.blog/

Penjalaran impuls dari sel saraf satu ke sel saraf yang lainnya dihantarkan melalui sinapsis. Sinapsis merupakan persambungan yang mengontrol komunikasi antara sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Proses penjalaran impuls berlangsung satu arah dari bagian yang dinamakan membran prasinapsis menuju membran pascasinapsis. Membran prasinapsis berada pada ujung akson dari salah satu sel saraf yang berfungsi menghantarkan impuls menuju dendrit sel saraf yang lain. Bagian pada dendrit yang menerima impuls saraf tersebut adalah membran pascasinapsis. Di antara kedua membran tersebut terdapat celah kecil yang merupakan celah sinapsis.

Gb.6 Penghantaran impuls melaui sinapsis
Sumber: Campbell, jilid 3

Pergerakan impuls dari prasinapsis dan pascasinapsis melibatkan neurotransmiter yang berada pada sistem saraf simpatik, serotin, dan dopamin yang terdapat pada otak, Neurotransmiter dibentuk oleh membran parasinapsis dan disimpan dalam vesikel.

4. Pengaruh Narkoba serta Gangguan dan Penyakit pada Sistem Saraf
a). Pengaruh Narkoba
Beberapa pengaruh narkoba yang sering disalahgunakan, adalah:
  • Alkohol dapat memberikan efek rasa senang dan bergairah (stimulan)
  • Valium dan barbturat sebagai zat sedatif (penenang) dengan menurunkan aktivitas otak.
  • Kokain sebagai stimulan (memberikan rasa tidak mengantuk dan prima)
  • Ganja, mariyuana, ekstasi, dan sabu menyebabkan halusinasi (daya khayal/imajinasi tinggi).
  • Candu/opium, morfin, dan kokain, memberi efek menahan rasa sakit.
Dampak penyalahgunaan narkoba mengakibatkan reaksi adiksi (ketergantungan), hilangnya koordinasi tubuh dan kemampuan gerak, denyut jantung melemah, kerusakan pada alat respirasi, alat peredaran darah, dan hati.

b). Gangguan dan Penyakit 
Gangguan dan penyakit pada sistem saraf antara lain:
  • Epilepsi merupakan kelainan neuron di otak, atau bagian dari otak tiba-tiba berhenti bekerja sebagaimana mestinya selama beberapa saat sehingga tubuh tidak dapat merespons rangsangan dan kontraksi otot menjadi tidak terkendali.
  • Neuritis adalah iritasi pada neuron karena infeksi, kekurangan vitamin, dan keracunan obat-obatan.
  • Alzheimer merupakan penyakit akibat berkurangnya kemampuan mengingat, terutama terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun.
  • Meningitis merupakan radang selaput otak karena infeksi bakteri dan virus.

D. RANGKUMAN
  1. Rangsangan (stimulus) diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh atau bagian tubuh tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsangan tersebut dinamakan indra (reseptor). 
  2. Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit). Dendrit berfungsi menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. 
  3. Berdasarkan struktur dan fungsinya, neuron dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron. Fungsi neuron sensorik yakni meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Neuron motorik merupakan neuron yang berperan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar. Interneuron merupakan neuron yang membawa impuls dari sensorik atau interneuron lainnya. 
  4. Penghantaran impuls saraf melalui membran plasma terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi ion Na+ dan ion K+ di dalam dan di luar membran. Prosesnya melewati empat fase, meliputi fase polarisasi, depolarisasi, repolarisasi, dan refraktori. 
  5. Penghantaran impuls saraf menggunakan sinaps dilakukan dengan bantuan neurotransmiter melalui tombol sinaps. Akibatnya, impuls dapat bergerak menuju ujung akson sel saraf lainnya. 
  6. Mekanisme terjadinya gerak refleks yakni: rangsangan reseptor neuron sensorik sumsum tulang belakang neuron motorik efektor. 
  7. Sistem saraf manusia tersusun atas dua jenis, yaitu sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom). Sistem saraf sadar terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, sementara saraf tak sadar yakni saraf simpatik dan parasimpatik yang kerjanya saling berlawanan. 
  8. Otak sebagai sistem saraf pusat merupakan pusat koordinasi dan kontrol seluruh aktivitas tubuh. Sementara, sumsum tulang berperan menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks. 
  9. Sistem saraf tepi merupakan bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari sistem saraf pusat. Di dalamnya terdiri atas saraf kranial dan saraf spinal.
E. PENUGASAN MANDIRI
1. Untuk absensi silakan isi link Daftar Hadir
2.Untuk tugas dan latihan, silahkan kerjakan link  
Latihan Soal Sistem Koordinasi



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Advertisement here
Advertisement here
Advertisement here
Advertisement here