A. Pendahuluan
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan Ananda dapat :
Menganalisis proses pembentukan gamet (Gametogenesis) pada Tumbuhan sebagai dasar penurunan sifat dari induk kepada keturunannya
C. Uraian Materi
1. Gametogenesis pada hewan dan Manusia
Gametogenesis adalah perkembangan sel germinal diploid (2n) menjadi kelamin (ovum dan spermatozoa) haploid (n) (oogenesis dan spermatogenesis). Proses pembentukan ovum disebut Oogenesis. Sedangkan Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis.
a. Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi pada testes. Ketika anak laki-laki menginjak masa pubertas, sel-sel primordial pada epithel germinal tubulus seminiferus dalam testis berdifferensiasi menjadi sel induk sperma Spermatogonium. Spermatogonium pada manusia memiliki kromosom 44 A +XY (diploid). Namun di akhir, akan menghasilkan spermatozoa dengan kromosom setengahnya (haploid). Spermatogonium akan membelah secara mitosis menghasilkan spermatosit primer. Setiap spermatosit primer membelah meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder, dan masing-masing spermatosit sekunder membelah secara meiosis II menghasilkan dua spermatid atau spermatozoa muda. Spermatid berkembang menjadi spermatozoa matang, atau sel sperma. Oleh karena itu, spermatosit primer menghasilkan dua sel spermatosit sekunder, dan dua spermatosit sekunder menghasilkan empat spermatozoa. Spermatozoa adalah gamet jantan matang dalam banyak organisme bereproduksi secara seksual. Spermatozoa yang dhasilkan memiliki kromosom setengah dari induknya.
Gambar 1. Spermatogenesis Sumber: https://hisham.id |
b. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin betina atau sel telur. Oogenesis terjadi di ovarium. Sel
induk telur (oogonium) pada manusia memiliki jumlah kromosom 44 A+XX. untuk memperbanyak diri, oogonium akan mengalami perbanyakan secara mitosis terlebih dahulu, menjadi Oosit primer. Jadi hampir sama dengan spermatogenesis. Bedanya, sel oosit primer jauh
lebih besar karena mengandung komponen sitoplasmik lebih banyak. Dua oosit
sekunder (hasil pembelahan meiosis I) dengan jumlah kromosom setengah dari induk (pda manusia 22 A+X), berbeda ukuran dan fungsi. Satu oosit
sekunder memiliki ukuran yang lebih besar akan melakukan meiosis II dan
menghasilkan satu sel telur yang fungsional dan satu badan kutub yang
berdegenerasi. Satu sel oosit sekunder lain yang berukuran lebih kecil (badan
kutub pertama) juga mengalami degenerasi (mati). Dengan demikian oogenesis
menghasilkan empat sel haploid, tetapi hanya satu sel yang fungsional menjadi sel
telur dan tiga badan polar yang berdegenerasi.
Gambar 2. Oogenesis Sumber: https://hisham.id |
2. Gametogenesis pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi yang dimaksud terjadi pada tumbuhan berbunga tertutup (angiospermae). Gametogenesis pada tumbuhan meliputi mikrosporogenesis ( pembentukan gamet jantan) dan megasporogenesis (pembentkan gamet betina).
Mikrosporogenesis terjadi pada benang sari (stamen), yaitu bagian kepala/kantong sari. Di dalam kantong sari terdapat serbuk sari/polen. Mikrosporogenesia adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari), yang dimulai dari sel induk mikrospora
yang membelah melalui meiosis I dan meiosis II, serta menghasilkan empat
mikrospora yang dinamakan tetrad (karena
keempat mikrospora menempel menjadi satu). Masing-masing mikrospora akan berkembang terpisah satu sama lain menjadi butir serbuk sari (polen). Pada tiap
serbuk sari, intinya mengadakan pembelahan mitosis menjadi inti vegetatif dan
inti generatif. Pada tumbuhan Angiospermae (berbiji tertutup), inti generatif
membelah sekali lagi membentuk dua inti generatif setelah terjadi penyerbukan.
Gametofit jantan yang lengkap terjadi saat serbuk sari berkecambah, yaitu
mengandung satu inti vegetatif dan dua inti generatif. Kedua inti generatif
inilah yang siap membuahi sel-sel gamet betina.
a. Megasporogenesis
Gametogenesis pada alat kelamin betina dinamakan
megasporogenesis. Megasporogenesis merupakan proses pembentukan megaspora.
Proses megasporogenesis dimulai dari pembelahan meiosis I dan meiosis II sel
induk megaspora diploid, menghasilkan empat sel megaspora yang haploid. Pada
tumbuhan Angiospermae hanya satu megaspora saja yang fungsional, sedangkan tiga
lainnya mengalami degenerasi. Selanjutnya satu sel megaspora yang haploid
mengalami tiga kali pembelahan mitosis berturut-turut menghasilkan 8 sel
megaspora di dalam gametofit betina. Delapan sel tersebut selanjutnya tersusun
menjadi tiga sel antipoda, dua inti kutub, satu sel telur (ovum), dan dua sel
sinergid.
Gambar 3. Megasporogenesis Sumber : websupriadi.wordpress.com |
b. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis
merupakan proses pembentukan gamet jantan. Terjadi di dalam kepala sari. Di
dalam kepala sari, terdapat kantung serbuk sari yang di dalamnya ada berbagai
sel-sel induk serbuk sari (mikrospora) yang diploid. Supaya nggak bingung, perhatikan deh gambar di bawah ini.
Gambar 7. Mikrosporogenesis Sumber : https://www.edubio.info |
Tahapan pembentukan mikrosporogenesis secara lengkap adalah sebagai berikut:
1)
Sel induk mikrospora melakukan pembelahan meiosis I dan
menghasilkan sepasang sel haploid.
2)
Sepasang sel haploid membelah meiosis II menghasilkan 4
mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu (tetrad).
3)
Setiap mikrospora mengalami pembelahan kariokinesis
sehingga menghasilkan 2 inti haploid. Yaitu inti vegetatif (inti saluran serbuk
sari) dan inti generatif.
4)
Inti generatif membelah secara mitosis sehingga
membentuk dua inti sperma yang dikenal dengan inti generatif I dan inti
generatif II.
D. Latihan Mandiri
Gambar 5. Siklus Sel pada Mitosis |
Tabel 1. Perbandingan Mitosis dan Meiosis |
Tabel 2. Tabel perbandingan Spermatogenesis dan Oogensis |