- Penentuan Jenis Kelamin
- Kelainan/Penyakit yang diturunkan melalui Autosom dan Gonosom
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan Anda mampu :
- Menjelaskan penentuan jenis kelamin pada manusia
- Menganalisis kalainan/penyakit yang diturunkan melalui autosom.
Jenis kelamin itu ditentukan oleh sepasang kromosom kelamin, yaitu X dan Y. Jika kromosom kelaminnya XX, maka jenis kelaminnya wanita. Jika kromosom kelaminnya XY, maka jenis kelaminnya pria. XX atau XY terbentuk saat proses pembuahan.
Manusia : mempunyai 46 kromosom / 23 pasang kromosom, yang terdiriatas 22 pasang kromosom tubuh, dan sepasang kromosom seks. Kromosom kelamin ada 2 macam yaitu kromosom X dan Y.
Gambar 1, Skema Penentuan Jenis Kelamin |
Penentuan rumus teori kemungkinan Jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Jika jumlah anak yang diharapkan 1, maka ( l + p)1 = l + p.
Jika jumlah anak yang diharapkan 2, maka (l + p)2 = l2 + 2lp + p2
Jika jumlah anak yang diharapkan 3, maka (l + p)2 = l3 + 3l2p + 3lp2 + p2
Jika jumlah anak yang diharapkan 4, maka (l + p)3 = l4 + 4l3p + 6l2p2 + 4lp3 + p4, dan seterusnya.
Contoh soal:
Roni menikah dengan Rini. Mereka merencanakan mempunyai 4 anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Berapa persen kemungkinan harapan keluarga tersebut?
l = 1/2, p = 1/2
Kemungkinan harapan keluarga Roni dan Rini
= 6l2p2
= (G)(1/2)2(1/2)2 x 100% = 37,5%
Albino dikendalikan oleh gen autosom yang bersifat resesif dengan simbol a sebagai gen penyebab albino dan A sebagai gen normal. Jika seseorang bergenotip aa maka orang tersebut akan menderita albino, sedangkan orang yang bergenotip Aa merupakan orang yang normal, tetapi berpotensi sebagai pembawa albino. Orang yang normal memiliki genotip AA.
Contoh, jika seorang perempuan yang normal heterozigot menikah dengan laki-laki normal heterozigot maka kemungkinannya 25% memiliki anak albino.
P (Parental) : perempuan normal heterozigot x laki-laki normal heterozigot
(Aa) x (Aa)
G (Gamet) : A,a A,a
F1 (Filial 1) : 1 AA : normal homozigot (25%)
2 Aa : normal heterozigot (50%)
1 aa : albino (25%)
Gambar 3. Brakidaktili |
Jika sesama penderita brakidaktili menikah maka kemungkinan mempunyai anak yang normal hanya 25%.
(Bb) (Bb)
G : B,b B,b
F1 : BB = meninggal (25%)
Penderita fenil ketonuria akan mengalami keterbelakangan mental. Jika sudah dewasa biasanya penderita mengalami gangguan jiwa. Penderita juga memiliki ciri-ciri lain seperti rambut cepat beruban dan bau keringat yang tidak enak. Kelainan ini dikendalikan oleh gen resesif pada autosom. Gen yang menyebabkan kelainan ini disimbolkan dengan huruf f, sedangkan alel dominannya F. Seorang penderita gangguan mental memiliki genotif ff, sedangkan orang yang normal bergenotif FF (homozigot dominan) atau Ff (heterozigot).
Jika wanita normal heterozigot menikah dengan pria normal heterozigot maka kemungkinan untuk memiliki anak yang menderita gangguan mental sebesar 25%.
Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan di Italia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
Gambar 4. Skema Hereditas Thallasemia (Bagian 1) |
Gambar 5. Skema Hereditas Thallasemia (Bagian 2) |
Gambar 6. Skema Hereditas Thallasemia (Bagian 3) |
- Dalam sel tubuh dan sel kelamin terdapat autosom dan kromosom seks. Tuliskan jumlah kromosom pada spermatozoa manusia!
- Jika seseorang albino menikah dengan orang normal homozigot. Bagaimanakah keturunannya? buatlah persilangannya!
- Andi menikah dengan Siti dan berencana memiliki 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Berapa persen kemungkinan harapan Andi dan Siti akan terwujud ?
- Kerjakan Soal di buku catatan atau berupa file dan kirimkan di GC dengan link di bawah :