A. Pendahuluan.
- Mengenali kelainan/penyakit yang diturunkan melalui gonosom.
- Merunut silsilah pewarisan kelainan yang diturunkan melalui gonosom.
- Mencegah terjadinya kelainan mewaris pada silsilah keluarga Anda.
Sumber : https://imam khoirul.fil es.wordp ress.com/2010/10/a42.jpg |
Kelainan/penyakit menurun pada manusia seperti telah diketahui ada yang terpaut kromosom somatik (Autosom) dan ada pula yang terpaut kromosom kelamin (Gonosom). Kelainan/penyakit menurun yang diturunkan melalui sel kelamin (gonosom) ada yang terpaut kromosom X dan ada yang terpaut kromosom Y. Penyakit-penyakit dibawah ini tidaklah menular, tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dihindari, sehingga anda dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit di bawah pada keturunan Anda, adalah dengan tidak menikah dengan orang-orang yang membawa sifat kelainan tersebut.
1.
Kelainan/Penyakit genetik terpaut Kromosom X
a. Hemofilia
Penyakit ini dikendalikan oleh gen h yang bersifat resesif yang terpaut pada kromosom X. Penderita hemofilia biasanya laki-laki yang bergenotip XhY. Penyakit hemofilia tidak ditemukan pada wanita karena gen h penyebab hemofilia bersifat letal jika dalam keadaan homozigot resesif. Dengan demikian, perempuan yang bergenotip XhXh akan meninggal sebelum dilahirkan atau ketika masih bayi. Perempuan yang bergenotip XHXh adalah perempuan normal, akan tetapi perempuan tersebut merupakan pembawa hemofilia.
P
(Parental) : perempuan hemofilia >< laki-laki
normal
: XHXh >< XHY
G (Gamet) : XH,Xh >< XH,Y
F
(keturunan) : XHXH
, XHY, XHXh , XhY
Rasio Fenotip : 25%
perempuan normal
25% laki-laki normal
25% perempuan carrier hemofilia
25% laki-laki hemophilia
b. Buta Warna
Buta warna adalah kelainan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk membedakan warna. Buta warna dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu buta warna parsial (sebagian) dan buta warna total. Penderita buta warna parsial tidak bisa mengenali warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau atu biru, sehingga dikenal buta warna hijau (deuteranopia), buta warna merah (protanopia) dan buta warna biru ( tritanopia) sedangkan buta warna total tidak bisa membedakan semua warna, dalam penglihatannya dunia ini hanya nampak warna hitam dan putih saja.
Kelainan ini dikendalikan oleh gen c yang bersifat resesif sehingga perempuan yang bergenotip XcXc akan meninggal ketika dia masih dalam kandungan atau ketika masih dalam bayi. Dengan demikian, penderita buta warna kebanyakan adalah laki-laki. Laki-laki penderita buta warna bergenotif XcY, sedangkan laki-laki normal bergenotip XCY. Perempuan yang bergenotip XCXc merupakan perempuan normal, tetapi pembawa buta warna (carrier).
Apabila dalam pasangan alel dengan kromosom X yang normal, maka cacat buta warna tidak akan terjadi, tetapi bila berpasangan dengan kromosom y, maka laki-laki akan menderita buta warna. Jika perempuan pembawa buta warna menikah dengan lelaki normal maka kemungkinan anaknya ada yang buta warna.
Contoh: Jika perempuan pembawa buta warna menikah dengan laki-laki normal, maka kemungkinan anaknya ada yang buta warna.
P : Perempuan pembawa buta warna x
Laki-laki normal
(XCXc) x (XCY)
G : XC, Xc x
XC, Y
F1 : XCXC
(Normal)
XCY (Normal)
XCXc
(Wanita carrier)
XcY (laki-laki buta warna)
Rasio Fenotip : 25% perempuan normal
25% laki-laki normal
25% perempuan pembawa buta warna (carrier)
25% laki-laki buta warna
c. Anodontia
Anodontia merupakan suatu kelainan yang menyebabkan
penderita tidak memiliki gigi (ompong).
Keadaan ini terjadi akibat benih gigi tidak terbentuk sama sekali disebabkan
oleh gen resesif pada kromosom X. Meskipun semua gigi sulung/gigi susu
terbentuk dalam jumlah yang tepat, anodontia dapat terjadi pada periode gigi
tetap/ permanen. Namun sebenarnya kondisi ini sangat jarang terjadi. Biasanya
anodontia melibatkan baik gigi susu maupun gigi tetap. Namun sebagian besar
kasus ditemukan anodontia yang terjadi pada gigi tetap. Kondisi ini sering
dikaitkan dengan sindrom pada saraf, yaitu ektodermal displasia dan kelainan
pada kulit. Gangguan ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi berupa
kesulitan dalam aktivitas yang melibatkan fungsi gigi. Misalnya seperti
pengunyahan, bicara, dan juga gangguan estetis.
Contoh Soal 1
Wanita bergigi coklat heterozigot jika menikah dengan pria
normal, kemungkinan akan memiliki anak yang bergigi coklat dan bergigi normal.
P :
perempuan gigi coklat x laki-laki gigi normal
(XBXb) (XbY)
G :
XB,Xb Xb,Y
F1 : XBXb
(Perempuan gigi coklat)
XbXb
(Perempuan gigi normal)
XBY
(Laki-laki gigi coklat)
XbY
(Laki-laki gigi normal)
Rasip fenotip : Gigi coklat :
Gigi normal
50% : 50%
Contoh soal 2
Andri menikah dengan Anita. Dua-duanya bergigi
normal. Namun, anak pertama mereka yang bernama Budi tidak memiliki
gigi/ompong. Bagaimanakah Genotif yang
dimiliki oleh Andri dan Anita ?
P :
Anita gigi normal x
Andri gigi normal
(XAX…..) (XAY)
G :
XA, X….. XA, Y
F1 :
XaY
(Budi gigi ompong)
Berarti Genotif dari Anita adalah
: (XAXa) atau Normal
carrir.
d. Distrofi
Otot
Distrofi
Otot merupakan kelainan tidak adanya satu jenis protein otot distrofin sehingga otot melemah dan
kehilanann keseimbangan badan. Pada umuny apenderita meninggal ketika berusua
kurang dari 20 tahun. Jumlah laki-laki penderita distrofi otot di Amerika cukup
tinggi, yaitu sekitar 1 diantara 3500
orang laki-laki.
Genotipe |
Fenotipe |
Macam Gamet |
X DX D X D X d X d X d |
Wanita normal Wanita carrier Wanita distrofi
otot |
X D X D , X d X d |
X D Y X d Y |
Laki-laki normal Laki-laki distrofi
otot |
X D , Y X d , Y |
e. Sindrom Fragile X
Sindrom fragile X adalah
keterbelakangan mental akibat terjadi pelekukan pada ujung lengan panjang
kromosom X. Gen penyebab fragile X mrupakan gen mutan yang bersifat resesif.
f. Sindrom Lesch Nyhan
Sindrom Lesch –Nyhan dikendalikan
oleh alel resesif. Penyakit ini disebabkan oleh adanya defisiensi enzim
hipoksantin Guanin fosforill transferase (HGPRT) yang menyebabkan sakit encok
yang parah, gangguan ginjal, degenerasi motorik, gerakan berulang-ulang pada
lengan dan kaki, wajah meringis, gangguan mental, serta kematian di usia muda
2. Kelainan/Penyakit genetic terpaut
Kromosom Y
Selain pada kromosom X, ada juga gen terpaut pada kromosom Y yang menyebabkan kelainan genetik. Gen-gen yang terpaut kromosom Y disebut holandrik. Oleh karena gen-gen tersebut terpaut pada kromosom Y maka anak perempuan tidak mendapatkannya. Dan terjadi hanya pada laki-laki. Kelainan dan penyakit genetik terpaut pada kromosom Y , misalnya hypertrichosis.
Hypertrochosis merupakan kelainan yang berupa adanya pertumbuhan rambut pada tepi daun telinga, wajah, atau bagian tubuh lainnya. Kelainan ini disebabkan oleh adanya gen h yang bersifat resesif dan terpaut pada kromosom Y. Kelainan ini banyak terjadi pada orang India dan Pakistan.
Jika seorang wanita menikah dengan laki-laki yang menderita kelainan hypertrichosis maka mempunyai anak perempuan yang semuanya normal, sedangkan semua anak laki-lakinya akan menderita hypertrichosis.
P :
perempuan normal x laki-laki hypertrichosis
(XX) (XYh)
G : X X, Yh
F1 : XX =
wanita normal (50%)
XYh = laki-laki penderita hypertrichosis(50%)
C. Rangkuman
- Kelainan/penyakit menurun yang diturunkan melalui sel kelamin (gonosom) ada yang terpaut kromosom X dan ada yang terpaut kromosom Y.
- Kelainan/penyakit menurun yang terpaut kromosom kelamin X antara lain: hemofili, buta warna, anodontia, Distrofi otot, sindrom fragile-X, dan Sindrom Lesch- Nyhan
- Kelainan/penyakit menurun yang terpaut kromosom kelamin Y antara lain: hypertrochosis.
D. Penugasan dan Latihan Mandiri
1. Perhatikan peta silsilah keluarga yang
diantara anggota keluarga tersebut terdapat penderita buta warna.
Apabila individu 1 bersifat normal homozigot, maka tentukan genotipe individu 2, 3, dan 4 !
2. Amati peta silsilah
penyakit haemofilia di bawah ini!
Tentukan
genotif dari parentalnya!
DAFTAR
PUSTAKA
https://biologiklaten.wor dpress.com/bab-24-hereditas-pada-manusia-xii https://biologigo nz.blogspot.com/2015/11/contoh-soal-ujian-genetika-gonz-2015.html https://dosenbiologi.com/manusia/pewarisan-sifat
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga
Elvi Jualianida Daulay. 2020. Modul Pembelajaran Biologi. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ririn Safitri, 2018. Biologi untuk SMA / MA Kelas XII Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Surakarta: Mediatama
Sri Nur Rohmah, 2009, Biologi SMA/MA Kelas XI, Jakarta, BSE
,Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan